PENDAHULUAN
Tidak setiap perusahaan mengalami perkembangan dalam usahanya. Karena kesulitan keuangan perusahaan bisa mengalami penciutan atau bahkan dilikuidasi. Kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan sangat bervariasi antara kesulitan likuiditas hingga kesulitan solvabilitas. Apabila prospek perusahaan kurang baik, maka perusahaan dapat dilikuidasi. Jika prospek perusahaan cukup baik, maka untuk kepentingan para kreditur pemegang saham dan masyarakat maka perusahaan dapat direorganisir.
Banyak faktor yang mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, tapi kebanyakan penyebabnya baik langsung atau tidak langsung adalah karena kesalahan manajemen yang terjadi berulang-ulang.
PREDIKSI KESULITAN
KEUANGAN PERUSAHAAN
Banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan memprediksi kesulitan keuangan suatu perusahaan, diantaranya:
a. William H Beaver, menggunakan rasio-rasio keuangan untuk meramal kegagalan perusahaan
b. Edward I. Alman, mempergunakan “Multiple Discriminant Analysis” untuk memprediksi kebangkrutan.
PENYELESAIAN KESULITAN KEUANGAN
Penyelesaian Sukarela (Voluntary Settlements)
a. Extensions (perpanjangan)
Menunda saat jatuh tempo kredit yang diberikan kepada perusahaan
b. Composition
Para kreditur atau investor bersedia menerima pembayaran sebagian tagihannya, dan merelakan sebagian yang lainnya tidak terbayar
c. Liquidation by voluntary aggreement
Para kreditur secara bersama memutuskan meminta likuidasi perusahaan secara informal
Penyelesaian Lewat Pengadilan (Settlements Involving Letigation)
Liquidation (likuidasi)
Apabila kondisi keuangan perusahaan sudah tidak bisa diperbaiki lagi maka likuidasi merupakan satu-satunya alternatif penyelesaian.
Pihak yang bisa mengajukan atau memintakan dilikuidasi atau kepailitan:
a. Debitur
b. Seorang atau lebih debitur
c. Jaksa
Keputusan bangkrut ditetapkan oleh pengadilan (pengadilan niaga).
Penjualan asset perusahaan yang sudah bangkrut biasanya dilakukan dengan cara lelang dan hasilnya dibagikan kepada para kreditur setelah dikurangi dengan biaya-biaya kepailitan.
Pembagian hasil likuidasi kepada kreditur dilakukan berdasarkan prosentase tertentu secara pro-rata.
Contoh:
Berikut ini adalah laporan keuangan perusahaan ABC yang dinyatakan bangkrut.
Neraca PT ABC (Rp 000.000)
Aktiva lancar Rp 25 Utang dagang Rp 10
Utang gaji 5
Utang bank 30 Total utang lancar Rp 45
Aktiva tetap (net) Rp 70 Hipotek Rp 20
Obligasi 20
Utang jangka panjang Rp 40
Saham biasa Rp 40
Laba (rugi) ( 30)
_____ _____
Total aktiva Rp 95 Rp 95
Penjualan aktiva lancar Rp 20 juta dan penjualan aktiva tetap Rp 50 juta. Biaya adminsitrasi untuk penjualan aktiva tersebut Rp 5 juta.
Misalkan hipotek tersebut dijamin dengan suatu aktiva tetap yang hasil penjualannya Rp 15 juta, maka sisa hasil penjualan aktiva yang tersedia untuk para kreditur adalah:
- Hasil penjualan aktiva Rp 70 juta
Dikurangi:
- Biaya likudiasi Rp 5 juta
- Utang gaji 5 juta
- Utang hipotek 15 juta
________
Rp 25 juta
_________
Jumlah yang tersedia untuk kreditur Rp 45 juta
Jumlah utang yang belum terbayar adalah:
-Utang dagang Rp10 juta
-Utang bank 30 juta
-Utang hipotek 5 juta
-Obligasi 20 juta
________
Total Rp 65 juta
Pembayaran atas dasar “prorata” berarti nilai penjualan aktiva Rp 45 juta dibagi untuk utang sebesar Rp 65 juta, atau dengan kata lain setiap tagihan 100% hanya dibayar 45/65 = 69,23%.
Dengan demikian pembayaran masing-masing utang adalah:
-Utang dagang Rp 6.923.000
-Utang bank 20.769.000
-Hipotek 3.462.000
-Obligasi 13.846.000
____________
Rp 45.000.000
REORGANISASI
Reorganisasi yang dimaksud di sini adalah reorganisasi keuangan yaitu merupakan penyusunan kembali struktur modal perusahaan, sehingga struktur modal yang baru dianggap cukup layak bagi operasi perusahaan di masa yang akan datang.
Prosedur dalam reorganisasi meliputi 3 langkah:
a. Menentukan nilai perusahaan setelah direorganisasi
b. Menentukan struktur modal yang baru
c. Menentukan nilai surat berharga lama untuk diganti dengan surat berharga baru
Menentukan Nilai Perusahaan
Salah satu cara untuk menentukan nilai perusahaan adalah dengan jalan mengkapitalisasikan keuntungan di masa yang akan datang dengan tingkat kapitalisasi tertentu.
Contoh:
Misalkan diperkirakan keuntungan perusahaan tiap tahun Rp 3 juta, jika tingkat keuntungan yang layak untuk perusahaan seperti itu adalah 20%, maka nilai perusahaan adalah Rp 3 juta/0,20 = Rp 15 juta.
Menyusun Kembali Struktur Modal
Penyusunan kembali struktur modal dilakukan dengan mengurangi beban tetap perusahaannya dengan jalan:
a. Merubah utang menjadi income bond, saham istimewa dan saham biasa
b. Memperpanjang jangka waktu pinjaman
Contoh:
Struktur modal perusahaan “ALFA” sebelum reorganisasi sebagai berikut:
-obligasi Rp 12 juta
-subordinate debenture 5 juta
-saham istimewa 10 juta
-saham biasa 13 juta
_________
Rp 40 juta
Apabila ditentukan nilai perusahaan setelah reorganisasi adalah Rp 30 juta, maka struktur modal baru yang mungkin dibentuk:
-obligasi Rp 4 juta
-income bond 8 juta
-saham istimewa 5 juta
-saham biasa 13 juta
_________
Rp 30 juta
Penyusunan struktur modal tersebut dengan pertimbangan untuk mengurangi beban tetap dengan jalan:
a. Sebagian obligasi dirubah menjadi income bond (sebesar Rp 8 juta dan sisanya Rp 4 juta tetap sebagai obligasi)
b. Subordinate debenture dirubah menjadi saham istimewa (sebesar Rp 5 juta)
c. Saham istimewa dirubah menjadi saham biasa (Rp 10 juta)
d. Saham biasa dinilai Rp 3 juta
Penyusunan struktur modal yang baru dipengaruhi oleh “judgement”, dengan kata lain tidak ada pedoman yang pasti bahwa struktur modal harus mengikuti rumus-rumus tertentu. Penyusunan struktur modal hanya berpedoman bahwa suatu perusahaan seharusnya bekerja dengan beban keuangan tetap yang tidak terlalu besar.
Contoh soal:
Perusahaan”BETA” dinyatakan bangkrut dan akan dilikuidasi mempunyai neraca sebagai berikut:
Neraca “PT BETA”
Aktiva Passiva
Aktiva lancar Rp 60 juta -Utang dagang Rp 70 juta
-Utang upah 10 juta
Aktiva tetap (net) Rp 60 juta -Utang jangka panjang 30 juta
-Modal saham 50 juta
-Rugi (40 juta)
_________ __________
Total aktiva Rp 120 juta Total passiva Rp 120 juta
Penjualan aktiva lancar Rp 40 juta dan aktiva tetap Rp 30 juta. Biaya likuidasi Rp 5 juta.
Pertanyaan:
a. Berapa hasil penjualan yang tersedia untuk kreditur?
b. Jika utang jangka panjang dijamin dengan aktiva tetap, berapa yang menjadi hak kreditur umum?
c. Berapa persen nilai penerimaan para kreditur umum dibandingkan dengan pinjaman yang mereka berikan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar