Laman

Sabtu, 05 Maret 2011

panduan menyusun skripsi

hidup adalah perjuangan


Skripsi atau tesis atau bisa juga kita sebut disertasi merupakan upaya menuangkan ide tentang suatu masalah berkaitan dengan ilmu yang sedang kita pelajari dalam sebuah karya penulisan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis.

Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar “lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi” xixie.. entahlah mungkin masih belum paham bagaimana cara menyusun skripsi yang baik.

Untuk menyusun sebuah skripsi biasanya mahasiswa harus sudah memenuhi syarat yakni sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan lainnya, tergantung kebijakan dari masing-masing universitas atau fakultas. Walau begitu bukan berarti anda dilarang coba2 menulis skripsi, karena tidak ada salahnya juga kan mempersiapkan skripsi jauh-jauh hari :)

Tak usah terlalu stres dan uring-uringan memikirkan skripsi karena kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang maha berat.

Nah untuk lebih jelas mengetahui panduan dan cara menyusun sebuah skripsi anda bisa mendownload ebook Panduan Penulisan skripsi dan bagaimana cara cepat menyusun skripsi di bagian akhir. Disini saya hanya akan berikan gambarannya saja

Penulisan skripsi untuk semua jenis penelitian di sajikan dalam lima bab sebagai berikut:

* Bab I: Pendahuluan
* Bab II: Tinjauan Pustaka
* Bab III: Metode Penelitian
* Bab IV: Hasil Penelitian dan Bahasan
* Bab V: Simpulan dan Saran

Setiap penulisan dari bab ke bab dianggap perlu untuk menyajikan alinea pembuka/penghubung berisi uraian pengantar yang menjelaskan keterkaitan bab yang bersangkutan dengan bab sebelumnya. Alinea penghubung ini ditulis dalam alinea pertama dari setiap awal bab.

NILAI WAKTU UANG

hidup adalah perjuangan

NILAI WAKTU UANG

Konsep nilai waktu uang sangat relevan dengan keputusan investasi jangka panjang, misalnya investasi pada aktiva tetap. Investasi pada aktiva tetap biasanya hasil pengembaliannya tidak sekaligus, melainkan bertahap dalam beberapa periode. Jumlah dana yang diterima satu tahun yang akan datang nilainya lebih besar daripada jumlah dana yang sama tetapi diterima lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Sehubungan dengan itu, dalam pengambilan keputusan investasi pada aktiva tetap nilai waktu uang sangat penting untuk dipertimbangkan.

Ada beberapa konsep nilai waktu uang yaitu Future Value, Present Value, Future Value of An Annuity, dan Present  Value of An Annuity.

FUTURE VALUE

Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai uang Rp 1.000,00 menabung di suatu bank yang memberikan bunga 10% pertahun. Berapa nilai tabungan setelah satu tahun, atau pada akhir tahun pertama?

Misalkan:
P       = nilai tabungan awal       = Rp 1.000,00
R       = suku bunga                  = 10%
FVr,n   = nilai tabungan pada akhir periode n dengan suku bunga r

Jika n = 1

maka

FVr,1   = P0 + P0 . r
          = P0 (1 + r)

Dalam kaitan dengan contoh, maka nilai tabungan pada akhir tahun 1 adalah:

FV10%, 1= Rp 1.000,00 (1+ 0,1)
           = Rp 1.100,00

Jika tabungan tersebut dibiarkan sampai dua tahun, maka nilai tabungan pada akhir tahun ke dua adalah:
 FVr,2      = FVr,1 (1+r)
              = P0 (1+r) (1+r)
              = P0 (1+r)2

FV10%, 2 = Rp 1.000,00 (1+0,1) = Rp 1.210,00

Apabila tabungan tersebut dibiarkan sampai tahun ke n,maka nilainya pada akhir tahun ke n adalah:

FVr,n = P0 (1+r)n                                 (1+r)n = FVIF(r,n)
                                                                                                (future value interest factor)

PRESENT VALUE


Kebalikan dari konsep Future Value adalah konsep Present Value. Sebagai contoh, kepada Anda ditawarkan suatu alternatif penerimaan pembayaran uang sebesar Rp 1.610,50 pada akhir tahun ke-5, atau menerima sebesar Rp x,- sekarang. Apabila suku bunga sebesar 10% per tahun, berapa nilai x sebagai dasar untuk menolak atau menerima salah satu alternatif?

FVr,n = P0 (1+r)n

Present Value = x = P0
  
      
   
  =  FVr,n [(1+r)-n]
     = FVr,n . PVIF (r,n)

Dalam kaitan dengan contoh, maka Present Value adalah:

P0 = FV10%,5th [(1+0,1)-5]
    = Rp 1.610,5 (0,6209)
    = Rp 1.000,00

MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar)

hidup adalah perjuangan


PENGERTIAN DAN PENTINGNYA

MANAJEMEN KEUANGAN



Keuangan merupakan salah satu bidang fungsional dalam suatu perusahaan di samping bidang-bidang fungsional lainnya, seperti pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Sebagai salah satu bidang fungsional, manajemen keuangan pada dasarnya mempelajari:

1.     Bagaimana suatu perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari berbagai  alternatif sumber dana yang tersedia sehingga diperoleh suatu kombinasi  pembelanjaan dengan biaya yang minimal.
2.     Bagaimana perusahaan menggunakan dana yang  dimilikinya dalam bentuk investasi yang dinilai menguntungkan.

Pengetahuan tentang manajemen keuangan dewasa ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan keuangan suatu perusahaan, tetapi juga penting bagi pihak-pihak lain yang tugas atau kegiatannya secara tidak langsung berkaitan dengan masalah keuangan, seperti pemasaran, produksi dan sumber daya manusia. Hal ini penting mengingat tugas-tugas dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang-bidang tersebut mempunyai implikasi terhadap bidang keuangan, baik berupa dukungan dana maupun sebagai penghasil dana.

Di samping itu masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan dewasa ini cenderung semakin kompleks karena terjadinya berbagai perubahan baik di lingkungan dalam  perusahaan maupun lingkungan di luar perusahaan.

 


TANGGUNG JAWAB

MANAJER KEUANGAN


Sejumlah bidang keputusan kunci yang bersifat strategis bagi perusahaan, diantaranya meliputi:

1.     Pemilihan produk dan pasar perusahaan.
2.     Strategi untuk penelitian, investasi, produksi dan pemasaran.
3.     Pemilihan, pelatihan, pengorganisasian, dan memotivasi eksekutif dan karyawan lainnya.
4.     Memperoleh dana dengan biaya yang seefisien mungkin.
5.     Melakukan penyesuaian terhadap keputusan-keputusan tersebut dengan perubahan lingkungan.

Manajer keuangan terlibat dan berinteraksi dengan keputusan-keputusan tersebut. Adapun  tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan-keputusan tersebut adalah:

1.     Menganalisis aspek finansial dari semua keputusan.
2.     Menentukan jumlah investasi yang diperlukan untuk mencapai penjualan yang diharapkan.
3.     Menentukan bagaimana memperoleh dana yang diperlukan guna membelanjai investasi yang direncanakan.
4.     Menganalisis laporan keuangan (neraca, laporan rugi laba) perusahaan.

FUNGSI KEUANGAN

Secara spesifik fungsi keuangan di antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain sangat bervariasi. Namun demikian para pakar di bidang keuangan sepakat bahwa ada tiga fungsi keuangan yang pokok, yaitu berkaitan dengan :

1.     Keputusan Investasi, berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif yang dinilai menguntungkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan. Hasil dari keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan tampak di neraca sebelah debet, yaitu berupa aktiva lancar dan aktiva tetap.

2.     Keputusan Pembelanjaan, berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dari berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efisien. Hasil dari keputusan pembelanjaan tampak pada neraca sebelah kredit, yaitu berupa utang lancar, utang jangka panjang dan modal.

3.     Keputusan Dividen, berkaitan dengan penentuan berapa besar bagian laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Hasil dari keputusan dividen dapat dilihat pada laporan rugi laba, yaitu pada laba setelah pajak dan neraca di sebelah kredit yaitu pada pos laba ditahan. Keputusan dividen ini sering dianggap sebagai bagian dari keputusan pembelanjaan, karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi sumber dana intern yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan.

 


TUJUAN PERUSAHAAN

Untuk memahami manajemen keuangan dan implementasinya di suatu perusahaan, adalah penting untuk memahami apa sesungguhnya yang menjadi tujuan perusahaan. Banyak pihak berpendapat bahwa tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba. Namun demikian memaksimumkan laba dinilai kurang tepat sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan. Hal ini karena:

1.     Memaksimumkan laba tidak memperhatikan dimensi waktu.
2.     Terminologi laba mempunyai pengertian ganda, disebabkan terdapat banyak pengertian laba (laba kotor, laba operasi, laba bersih dan sebagainya).
3.     Memaksimumkan laba tidak memperhatikan faktor risiko.
4.     Memaksimumkan laba tidak memperhatikan tanggung jawab sosial.

Mengingat tujuan memaksimumkan laba dinilai kurang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang keuangan, para pakar di bidang keuangan merumuskan tujuan normatif  suatu perusahaan adalah:

untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi pemegang saham, yang dalam jangka pendek bagi perusahaan yang sudah go public tercermin pada harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan di Pasar Modal.   

Memaksimumkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan perusahaan karena:

1.     Memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang.
2.     Mempertimbangkan faktor risiko.
3.     Memaksimumkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas daripada sekedar laba menurut pengertian akuntansi.
4.     Memaksimumkan nilai perusahaan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial.  

HUBUNGAN FUNGSI KEUANGAN
DENGAN TUJUAN PERUSAHAAN

Bagaimana hubungan antara fungsi keuangan dengan tujuan perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut :



 










Dari gambar di atas tampak bahwa, faktor intern perusahaan, dalam hal ini adalah fungsi keuangan akan mempengaruhi pendapatan dan risiko. Dalam situasi yang tidak pasti pendapatan dan risiko harus dipertimbangkan pada setiap keputusan dibidang keuangan.

Besar kecilnya risiko dan pendapatan yang diharapkan dari suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan. Namun demikian harga pasar saham suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut dapat melalui intern perusahaan dan atau  langsung mempengaruhi harga pasar saham perusahaan di pasar modal.

LINGKUNGAN
KEPUTUSAN KEUANGAN

Manajer keuangan dalam pengambilan keputusan tidaklah berdiri sendiri melainkan berinteraksi dengan manajer-manajer lainnya di dalam perusahaan dan juga berhubungan dengan berbagai pihak dilingkungan luar perusahaan. Bagaimana hubungan antara keputusan-keputusan di bidang keuangan dengan lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut.



5



 







Pada gambar di atas tampak bahwa, manajer keuangan dalam mengambil keputusan di bidang keuangan akan berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan, dalam hal ini adalah pasar keuangan (financial market), yang terdiri dari pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Pasar uang menyediakan sumber dana jangka pendek, sedangkan pasar modal menyediakan sumber dana jangka penjang bagi perusahaan.

Sistem keuangan atau moneter yang berlaku tentu akan sangat mempengaruhi masalah keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang dalam pembelanjaan dan investasinya hanya berhubungan dengan pasar keuangan nasional atau domestik masalah keputusan dibidang keuangan yang dihadapi akan lebih sederhana dibandingkan dengan perusahaan yang keputusan investasi dan pembelanjaannya berhubungan pasar keuangan internasional. Sebagai contoh, perusahaan yang berhubungan dengan pasar keuangan internasional dalam keputusan investasi dan pembelanjaannya harus pempertimbangkan faktor nilai tukar mata uang (kurs), tidak demikian halnya dengan perusahaan yang hanya berhubungan dengan pasar uang domistik.

Pasar keuangan berfungsi sebagai perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan masyarakat pemodal yang memiliki dana. Dengan adanya pasar uang dan pasar modal dimungkinkan terjadinya alokasi sumber-sumber keuangan dari pihak-pihak yang mengalami surplus kepada sektor-sektor yang produktif yang mengalami defisit secara efektif dan efisien.

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

hidup adalah perjuangan


PENGERTIAN DAN

PENTINGNYA MODAL KERJA


Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang sering dipergunakan, yaitu :

1.    Modal kerja kotor atau Gross working capital.
Modal kerja kotor adalah keseluruhan dari aktiva lancar  yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian seluruh komponen aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan merupakan modal kerja perusahaan.

2.    Modal kerja bersih atau Net working capital.
Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dengan demikian bagian aktiva lancar yang diperuntukkan membayar utang tidak termasuk modal kerja bersih perusahaan. Dengan kata lain modal kerja bersih merupakan modal kerja yang benar-benar dipergunakan untuk operasional perusahaan bukan untuk membayar utang.

Modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini karena modal kerja secara langsung berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Ada beberapa alasan yang dikemukakan, mengapa manajemen modal kerja dianggap penting, diantaranya adalah :


1.    Dalam perusahaan manufaktur, sebagian besar aktivanya merupakan aktiva lancar. Dengan demikian mengingat jumlah investasi dalam modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola dengan baik.


2.    Ditinjau dari kegiatan manajer keuangan suatu perusahaan, lebih dari separuh waktunya tiap hari dialokasikan untuk mengelola aktiva lancar. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen modal kerja penting untuk menjaga kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari.


3.    Bagi perusahaan kecil, barangkali keputusan yang berkaitan dengan modal kerja lebih penting dibandingkan dengan keputusan investasi jangka panjang, karena vasilitas usaha yang berkaitan dengan investasi jangka panjang sering diperoleh perusahaan dengan cara menyewa.   






PERPUTARAN MODAL KERJA DAN WAKTU TERIKATNYA MODAL KERJA

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan beroperasi. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat uang kas diinvestasikan dalam unsur-unsur modal kerja sampai pada saat dana tersebut kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode terikatnya uang kas pada masing-masing komponen modal kerja, berarti semakin cepat perputaran modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja suatu perusahaan tergantung pada jenis perusahaan, kebijaksanaan pembelian dan kebijaksanaan penjualan dari perusahaan tersebut.

a.    Perusahaan Dagang
-      Penjualan secara kredit:
KAS 1                   BARANG                   PIUTANG                      KAS 2

                                 Pembelian                  Penjualan                   Penerimaan

-      Penjualan secara tunai:
KAS 1                 BARANG                          KAS 2

                           Pembelian         Penjualan dan Penerimaan







b.    Perusahaan Pabrikan


UPAH TK
  BAHAN BAKU
 
 

KAS 1                                        BARANG JADI           PIUTANG           KAS2

                                                      KAS 2                   Penjualan Penerimaan


 

Penjualan Tunai              Penjualan Kredit

Perputaran modal kerja secara kasar dapat dtentukan dengan cara sebagai berikut:
Penjualan Bersih
- Perputaran Modal Kerja =  -------------------------------- = …… kali
    Modal Kerja Rata-Rata
                                           Modal Kerja Awal + Modal Kerja Akhir
Modal Kerja Rata-Rata = ------------------------------------------------------
      2
360 hari
Periode Terikat Modal Kerja = -----------------------------------  x 1 hari
Perputaran Modal Kerja

Secara mendetil perputaran modal kerja dapat dihitung dari perputaran masing-masing komponen modal kerja, sebagai berikut:

1.  Untuk Perusahaan Dagang
a.  Modal kerja terikat pada barang dagangan
         Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan
        Perputaran Barang Dagangan = ---------------------------------------------------------- = …. kali
          Persediaan Rata-Rata Barang Dagangan
       


        Periode Terikat Modal Kerja                              360 hari
        Pada Barang Dagangan            = --------------------------------------------- x 1 hari
                                                            Perputaran Barang Dagangan

b.  Modal kerja terikat pada piutang
  Penjualan Kredit
           Perputaran Piutang                = ----------------------------- = ..… kali
                                              Piutang Rata-Rata 

Periode Terikat Modal Kerja                         360 hari
Pada Piutang                        = ------------------------------ x 1 hari
  Perputaran Piutang

2.    Untuk Perusahaan Pabrikan
a.  Modal kerja terikat pada bahan baku:
                                                                       Biaya Penggunaan Bahan
                   Perputaran Bahan Baku     = --------------------------------------------------- = …… kali
                                                  Rata-Rata Persediaan Bahan Baku

Periode Terikat Modal Kerja                     360 hari
Pada Bahan Baku               = ------------------------------------- x 1 hari
                                                                  Perputaran Bahan Baku

 b. Modal Kerja terikat pada proses produksi:
Perputaran Barang                                    Biaya Produksi
Dalam Proses                     = --------------------------------------------------------- = …… kali
    Rata-Rata Persediaan Barang Dalam Proses

Periode Terikat Modal                                       360 hari
Kerja Pada Barang              = --------------------------------------------------------  x 1 hari
Dalam Proses                              Perputaran Barang Dalam Proses

 c. Modal kerja terikat pada barang jadi:
               Harga Pokok Penjualan
Perputaran Barang Jadi      = ---------------------------------------------------- x 1 hari
     Rata-Rata Persediaan Barang Jadi

Periode Terikat Modal                            360 hari
Kerja Pada Barang Jadi       = ------------------------------------- x 1 hari
       Perputaran Barang jadi

d. Modal  kerja terikat pada piutang:
       Penjualan Kredit
Perputaran Piutang            = -----------------------------  = ….. kali
     Piutang Rata-Rata

       Periode Terikat Modal                     360 hari
       Kerja Pada Piutang           = ------------------------------- x 1 hari
      Perputaran Piutang

Jadi periode terikat modal kerja secara keseluruhan adalah:
- Terikat pada bahan baku                  = a hari
- Terikat pada barang dalam proses    = b hari
- Terikat pada barang jadi                             = c hari
- Terikat pada piutang                         = d hari
_______
Total hari terikatnya modal kerja         =  a + b + c + d hari

KEBUTUHAN MODAL KERJA

Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a.    Periode terikatnya modal kerja
b.    Besarnya pengeluaran kas rata-rata

Kebutuhan modal kerja = Periode terikatnya modal kerja x Pengeluaran kas rata-rata


Contoh 1: Perusahaan Dagang

PERUSAHAAN “A”
Neraca Per 31 Desember 199x
(dalam ribuan rupiah)
______________________________________________________________
AKTIVA                                                PASSIVA
AKTIVA LANCAR                                 HUTANG LANCAR
-      Kas                                Rp.  35,00  - Hutang Dagang                    Rp. 300,00
-      Piutang                          Rp 325,00  - Hutang Bank               Rp. 400,00
-      Pers. Barang Dagangan Rp. 650,00  - Hutang Lain-Lain        Rp. 150,00
__________                                       __________
Rp. 1.010,00                                       Rp. 850,00

AKTIVA TETAP                                    HUTANG JANGKA PANJANG
- Gedung dan Inventaris  Rp 2.000,00    - Hutang Bank               Rp. 400,00
  Ak. Penyusutan            (Rp    600,00)  
                                      ___________
                                      Rp. 1.400,00   MODAL
                                      ___________   - Modal sendiri             Rp. 700,00
                                                             - Laba ditahan              Rp. 460,00

                                      ___________                                        __________ 
 Total Aktiva                   Rp. 2.410,00    Total Passiva            Rp 2.410,00
                                      ___________                                              __________












PERUSAHAAN “A”
LAPORAN RUGI/LABA TAHUN 199x
(dalam ribuan rupiah)
                                                                                               
Penjualan                                                                                 Rp. 3.500,00
Harga Pokok Penjualan:
-      Persediaan Awal Barang Dagangan         Rp.    250,00
-      Pembelian Barang Dagangan                   Rp. 2.550,00
__________
-      Barang Dagangan yang Tersedia                      Rp. 2.800,00
-      Persediaan Akhir Barang Dagangan        (Rp.    650,00)
-      Harga Pokok Penjualan                                                        Rp. 2.150,00
__________
Laba Kotor                                                                                         Rp. 1.350,00
-      Biaya Administrasi dan Penjualan                                         (Rp.   630,00)
__________
Laba Sebelum Bunga dan Pajak                                                Rp.   720,00
-      Bunga                                                                                 (Rp.   160,00)
__________
Laba Sebelum Pajak                                                                 Rp.   560,00
- Pajak                                                                                     (Rp.   224,00)
                                                                                                __________
Laba Setelah Pajak                                                                   Rp.   336,00
         
          Berdasarkan data laporan keuangan tersebut, maka perputaran modal kerja untuk Perusahaan “A” dapat  dihitung mempergunakan rumus yang telah disajikan di muka yaitu sebagai berikut:
PERPUTARAN DAN PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA
PADA MASING-MASING KOMPONEN MODAL KERJA
PERUSAHAAN “A” PADA TAHUN 199X
No.
KOMPONEN MODAL KERJA
PERPUTARAN MODAL KERJA (Rp. 000,00)
PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA
1.


2.
Barang Dagangan


Piutang
. Piutang awal tahun
  Rp 25.000,00
Rp. 2.150,00
----------------- = 4,8 kali
(250+650) :2

Rp. 3.500,00
----------------- = 20 kali
(25+325) : 2
360
----- x 1 hari = 75 hari
4,8

360
----- x 1 hari = 18 hari
20

Periode terikatnya modal kerja adalah selama 93 hari atau dalam satu tahun, yaitu:
-      Barang Dagangan           = 75 hari
-      Piutang                           = 18 hari
           -----------
                                                   93 hari

Dengan kata lain, dalam satu tahun modal kerja Perusahaan “A” berputar sebanyak:

                   360
                   ------  = ± 4 kali
                    93

Bila Perusahaan “A” dalam operasinya mengeluarkan kas rata-rata tiap harinya adalah:
-    Pembelian barang dagangan                                                Rp. 7.100,00
-      Biaya adminsitarsi dan penjualan                                          Rp. 1.750,00
-      Biaya Lain-Lain                                                                    Rp. 1.000,00
__________
Jumlah pengeluaran kas rata-rata per hari                                 Rp. 9.850,00

Kebutuhan modal kerja Perusahaan “A” dalam satu tahun 19XX adalah sebesar: 83 X Rp. 9.850,00 = Rp. 916.050,00








Contoh 2 : Perusahaan Pabrikan
Perusahaan “B”
Neraca Per 31 Desember 199x
(dalam ribuan rupiah)
AKTIVA                                                PASSIVA
AKTIVA LANCAR                                 HUTANG LANCAR
- Kas                              Rp.   30,00    - Hutang Dagang           Rp.  190,00
-      Surat Berharga           Rp.   70,00     - Hutang Bank               Rp.  425,00
-      Piutang                                Rp. 200,00     - Hutang Upah               Rp.    25,00
-      Persediaan:                                     - Hutang Pajak              Rp.  120,00
- Barang Jadi              Rp. 100,00                                         ----------------
- Barang Dlm Proses            Rp. 100,00                                                   Rp.  760,00
- Bahan Baku             Rp  200,00                                         ----------------
---------------
Rp. 700,00               HUTANG JANGKA PANJANG
---------------    - Hutang Bank              Rp. 540,00
---------------

AKTIVA TETAP                               MODAL
   - Pabrik dan
Perlengkapan            Rp.2.300,00    - Modal Sendiri                      Rp. 700,00
Ak. Penyusutan          Rp   500,00     - Laba Ditahan              Rp. 500,00
---------------                                                   --------------
Aktiva Tetap (Netto)        Rp1.800,00                                                  Rp1.200,00
                                     
---------------                                       ----------------
TOTAL AKTIVA              Rp.2.500,00    TOTAL PASSIVA         Rp.2.500,00
----------------                                                ----------------











PERUSAHAAN “B”
LAPORAN RUGI/LABA TAHUN 19xx
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan                                                                                 Rp. 3.600,00
Harga Pokok Penjualan:
-      Persediaan Awal Barang Jadi          Rp.    200,00
-      Harga Pokok produksi                    Rp. 2.600,00
__________
-      Harga Pokok Barang yang tersedia  Rp. 2.800,00
-      Persediaan Akhir Barang Jadi         (Rp.    100,00)
-      Harga Pokok Penjualan                                                        Rp. 2.700,00
__________
Laba Kotor                                                                                         Rp.    900,00
-      Biaya Administrasi dan Penjualan                                         (Rp.   200,00)
__________
Laba Sebelum Bunga dan Pajak                                                Rp.   700,00
-      Bunga                                                                                 (Rp.   150,00)
__________
Laba Sebelum Pajak                                                                 Rp.   550,00
- Pajak                                                                                     (Rp.   220,00)
                                                                                                __________
Laba Setelah Pajak                                                                   Rp.   330,00
         
PERUSAHAAN “B”
RINCIAN HARGA POKOK PRODUKSI
(dalam ribuan rupiah)
BAHAN BAKU
-      Persediaan awal bahan baku                    Rp.    300,00
-      Persediaan bahan baku tahun 199x          Rp. 1.500,00
-----------------
Bahan Baku yang Tersedia                      Rp. 1.800,00
-      Persediaan akhir bahan baku                  (Rp.    200,00)
Bahan baku yang digunakan                                                 Rp. 1.600,00
-      Biaya tenaga kerja langsung                                                Rp.    450,00
-      Biaya pabrik lainnya                                                             Rp.    500,00

-----------------
     Biaya Produksi Tahun 199x                                                  Rp. 2.550,00
-    Barang dalam proses awal                                                             Rp.    150,00
-----------------
     Biaya produksi yang diperhitungkan                                     Rp. 2.700,00
-    Barang Dalam proses Akhir                                                           (Rp. 100,00)
-----------------
Harga Pokok produksi                                                               Rp. 2.600,00
No.
KOMPONEN MODAL KERJA
PERPUTARAN MODAL KERJA (Rp. 000,00)
PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA
1.


2.

3.


4.
Bahan Baku


Barang Dalam Proses

Barang Jadi


Piutang
  Rp 1.600
----------------- = 6,4 kali
(300+200) :2

Rp 2.600,00
---------------- = 20,8kali
(150+100) : 2
Rp 2.700
----------------- = 18 kali
(200+100) :2

Rp 3.600,00
---------------- =  16 kali
(250+200) : 2
360
----- x 1 hari = 56 hari
6,4

360
----- x 1 hari = 17 hari
20,8
360
----- x 1 hari = 20 hari
18

360
----- x 1 hari = 23 hari
16


Jadi periode terikatnya modal kerja adalah selama 116 hari dalam satu tahun, yaitu:
- Bahan Baku                   56  hari
- Barang Dalam Proses   17   hari
- Barang Jadi                  20   hari
- Piutang                        23   hari
                                               ------------
116    hari
Dengan kata lain, dalam satu tahun modal kerja berputar sebanyak:
360
---- = ± 3  kali
116

Apabila Perusahaan “B” dalam operasinya mengeluarkan kas rata-rata tiap hari adalah:
- Pembelian Bahan                                       Rp. 4.000,00
- Tenaga Kerja                                             Rp. 1.250,00
- Biaya Administrasi dan Penjualan               Rp.    550,00

- Biaya Lain-lain                                           Rp. 1.400,00
___________
Jumlah pengeluaran kas rata-rata per hari         Rp. 7.200,00
------------------

Kebutuhan modal kerja Perusahaan “B” tahun 199x adalah sebesar:
116 x Rp 7.200,00 = Rp. 835.200,00
 
KEBIJAKAN MODAL KERJA

Kebijakan modal kerja menyangkut dua pertanyaan yang pokok, yaitu: berapa jumlah modal kerja  atau aktiva lancar yang tepat bagi suatu perusahaan dan bagaimana membelanjai modal kerja  atau aktiva lancar tersebut.


Kebijakan Investasi Modal Kerja

Kebijakan yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah investasi dalam  modal kerja dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1.    Kebijakan Konservatif
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja konservatif akan mempertahankan jumlah aktiva lancar yang relatif besar untuk tingkat penjualan tertentu.

2.    Kebijakan Agresif
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja agresif cenderung untuk mempertahankan jumlah modal kerja yang relatif kecil untuk tingkat penjualan tertentu.

3.    Kebijakan Moderat
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja moderat akan mempertahankan jumlah modal kerja yang lebih kecil dari kebijakan konservatif tetapi lebih besar dari kebijakan modal kerja agresif untuk tingkat penjualan tertentu.

Secara grafik ketiga kebijakan modal kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik 1
Alternatif Kebijakan Investasi Modal Kerja                                                                                             


Aktiva lancar                                   Konservatif  (risiko rendah & hasil rendah)
  
                                                          Moderat  (risiko cukup & hasil cukup)

                                                          Agresif  (risiko tinggi & hasil tinggi)




                                                                  










Penjualan

  
Masing-masing kebijakan investasi modal kerja tersebut mempunyai kelemahan dan kebaikan.  Kebijakan mana yang sebaiknya dipilih oleh suatu perusahaan, tergantung pada karakteristik manajer dan karakteristik perusahaan masing-masing.

Bagi manajer yang kurang berani mengambil risiko akan cenderung untuk memilih kebijakan yang konservatif dan sebaliknya bagi manajer yang berani mengambil risiko akan cenderung memilih kebijakan yang agresif.

Demikian juga ditinjau dari karakteristik perusahaan. Bagi perusahaan yang arus kasnya kurang stabil cenderung menerapkan kebijakan investasi modal kerja yang konservatif dan sebaliknya bagi perusahaan yang arus kasnya stabil cenderung menerapkan kebijakan modal kerja yang agresif. Disamping itu pemilihan kebijakan modal kerja, juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi dan persaingan.

Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja

Kebijakan pembelanjaan modal kerja berkaitan dengan penentuan jenis sumber dana yang akan dipakai untuk membelanjai investasi dalam modal kerja. Seperti halnya kebijakan investasi modal kerja, kebijakan pembelanjaan modal kerja juga dibedakan menjadi kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif, moderat dan agresif.

1.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif.
Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja konservatif seluruh aktiva lancar yang bersifat permanen dan sebagian aktiva lancar variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, hanya sebagian kecil aktiva lancar variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan konservatif mempunyai risiko yang rendah, karena jangka waktu sumber dana lebih panjang dari kebutuhan, dan profitabilitas  rendah karena biaya modal sumber dana jangka panjang umumnya lebih mahal dari dana jangka pendek. Di samping itu kebijakan ini juga menimbulkan adanya dana yang menganggur pada waktu tertentu, sehingga menekan profitabilitas perusahaan.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, tampak sebagai berikut :

Grafik 2
Kebujakan Pembelanjaan Modal Kerja Konservatif
   

Aktiva
          Aktiva lancar variabel                   Sumber dana jangka pendek    


 

                                                         
                  
          Aktiva lancar permanen
                  
                Aktiva tetap                        Sumber dana jangka panjang

                                                             Periode waktu
                                     
2.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat.
Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat, seluruh aktiva lancar variabel  dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek, sedangkan  aktiva lancar permanen seluruhnya dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Kebijakan ini mempunyai risiko dan profitabilitas yang cukup.




Grafik 3
Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja Moderat

Aktiva
          Aktiva lancar variabel                   Sumber dana jangka pendek
                  
           Aktiva lancar permanen
                                                          Sumber dana jangka panjang
 Aktiva tetap

                                                           
                                                           Periode waktu
3.    Kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif
Dalam kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif seluruh aktiva lancar variabel dan sebagian aktiva lancar permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek, sedangkan sebagian lagi aktiva lancar permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Kebijakan ini mempunyai risiko yang tinggi karena jangka waktu sumber dana lebih pendek dari jangka waktu kebutuhan dana, dan prifitabilitas juga tinggi karena suku biaya modal sumber dana jangka pendek lebih kecil dibandingkan dengan sumber dana jangka panjang.

Grafik 4

Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja Agresif


    Aktiva                         Aktiva lancar variabel


 

                                                                        Sumber dana jangka pendek

                                      Aktiva lancar permanen

                                                                       Sumber dana jangka panjang
                                      Aktiva tetap
                                                                                               
                                                                                                                  Periode waktu
Keuntungan dan Kerugian Pembelanjaan Jangka Pendek

Ketiga kebijakan pembelanjaan yang telah dijelaskan, dibedakan oleh jumlah relatif  sumber dana jangka pendek ( utang jangka pendek ) yang dipergunakan pada masing-masing kebijakan tersebut. Walaupun utang jangka pendek pada umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada utang jangka panjang, akan tetapi penggunaan utang jangka pendek juga mempunyai sejumlah keuntungan, di antaranya :

1.    Kecepatan.
Utang jangka pendek pada umumnya dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan utang jangka panjang. Untuk utang jangka panjang kreditur biasanya perlu melakukan penilaian yang lebih mendalam terhadap calon debiturnya dan perjanjian kreditnya perlu dinyatakan secara terinci, karena banyak hal yang bisa terjadi dalam periode waktu yang panjang.

2.    Fleksibilitas.
Jika perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat musiman, perusahaan barangkali tidak ingin terikat dengan utang jangka panjang karena :

a.      Biaya untuk memperoleh pinjaman jangka panjang lebih mahal daripada pinjaman  jangka pendek
b.      Sekalipun pinjaman jangka panjang dapat dilunasi sebelum jatuh tempo namun sering harus mebayar pinalti yang kadang-kadang lebih mahal
c.       Pinjaman jangka panjang biasanya disertai dengan persyaratan yang dapat membatasi aktivitas perusahaan di masa yang akan datang
d.      Biaya utang jangka pendek dibandingkan dengan utang jangka panjang. Suku bunga utang jangka pendek pada umumnya lebih rendah daripada suku bunga untang jangka panjang. Dengan demikian dalam kondisi yang normal biaya bunga pada saat dana diperoleh akan lebih rendah jika menggunakan utang jangka pendek dibandingkan dengan utang jangka panjang.
e.      Risiko utang jangka panjang dibandingkan dengan utang jangka pendek. Sekalipun utang jangka pendek biayanya lebih murah daripada utang jangka panjang, tetapi risikonya lebih besar dibandingkan dengan utang jangka panjang. Hal ini terjadi karena:

-  Jika perusahaan menggunakan utang jangka panjang, maka biaya bunganya akan relatif stabil untuk jangka waktu yang relatif panjang, sedangkan bila perusahaan menggunakan utang jangka pendek biaya bunganya akan sangat berfluktuasi.
-    Jika perusahaan terlalu banyak mempergunakan utang jangka pendek,  dapat terjadi perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya sehingga pihak kreditur tidak bersedia untuk memperpanjang pinjaman.
 
MANAJEMEN KOMPONEN
MODAL KERJA

Berdasarkan konsep modal kerja kotor, modal kerja adalah total aktiva lancar, yang pada umumnya terdiri dari kas dan surat berharga, piutang serta persediaan. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana pengelolaan masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Manajemen Kas dan Surat Berharga

Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas diperlukan untuk membayar tenaga kerja, membeli bahan baku, membeli aktiva tetap, membayar utang dan bunga dan lain sebagainya. Akan tetapi kas sendiri tidak menghasilkan bunga.

Dengan demikian tujuan manajemen kas adalah untuk menjaga saldo kas perusahaan yang cukup untuk menjalankan aktivitas usaha yang normal. Besar kecilnya saldo kas yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik perusahaan dan manajemen. Namun demikian secara umum ada beberapa alasan atau motivasi perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas, yaitu :

a). Transaksi
b). Berjaga-jaga
c). Spekulasi
d). Saldo kompensasi.

Surat berharga (commercial paper) adalah surat yang dapat dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian. Ada dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat berharga:

1.    Sebagai pengganti kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portfolio surat berharga untuk mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus kas keluar melebihi arus kas masuk.

2.    Sebagai investasi sementara,  biasanya dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan datang.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu :

1.    Default risk , yaitu risiko kegagalan  perusahaan yang menerbitkan surat berharga
      untuk  melunasi bunga dan pokok  pinjaman.
2.    Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3.    Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4.    Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5.    Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat harga yang berlaku di pasar.
6.    Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.

Model Baumol Untuk Manajemen Kas dan Surat Berharga

William Baumol, telah mengembangkan suatu model yang dapat dipakai untuk menentukan  saldo kas yang ditargetkan. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam kondisi yang bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan yang dikenal dengan nama Economic Ordering Quantity (EOQ). Model Baumol dalam menentukan saldo kas optimal  berorientasi pada biaya, yaitu jumlah biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi  yang minimal.

Secara matematik besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus :


 

                   2 x T x F
C* =        ---------------------                                                                       (4)
                       k


Keterangan :
C* = Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual surat berharga
F   = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali transaksi dilakukan
T   = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu ( biasanya satu tahun )
k   = Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan kas.  

Manajemen Piutang

Piutang yang dimaksud dalam hal ini adalah piutang dagang yang timbul karena perusahaan menjual produknya secara kredit. Penjualan secara kredit menimbulkan biaya dan manfaat bagi perusahaan. Biaya yang timbul akibat dari penjualan kredit ada yang bersifat langsung seperti biaya penagihan piutang dan biaya tidak langsung berupa opportunity cost dari dana yang terikat dalam piutang. Sementara itu manfaat yang diperoleh perusahaan dari penjualan secara kredit adalah berupa peningkatan volume penjualan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan laba.

Besarnya jumlah piutang pada suatu saat tertentu ditentukan oleh dua faktor yaitu  volume penjualan secara kredit dan rata-rata waktu antara penjualan dengan pengumpulan piutang. Perubahan salah satu atau keduanya akan mengakibatkan terjadinya perubahan saldo piutang.

Kebijakan Kredit

Kebijakan kredit merupakan serangkaian keputusan yang meliputi jangka waktu kredit, standar kredit, kebijakan  pengumpulan piutang dan potongan tunai.

-      Jangka waktu kredit, merupakan periode waktu antara saat transaksi penjualan kredit dengan saat pembeli melunasi pembeliannya.
-      Standar kredit, merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh pelanggan yang dinyatakan layak untuk menerima kredit. Biasanya didasarkan pada five Cs of credit, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.
-      Kebijakan pengumpulan piutang, berkaitan dengan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam proses penagihan piutang yang telah jatuh tempo.
-      Potongan tunai, merupakan potongan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam waktu lebih cepat dari jangka waktu kredit.

Manajemen Persediaan
 
Persediaan penting untuk mendukung kelancaran produksi dan penjualan. Pengawasan atas persediaan pada umumnya tidak secara langsung berada dibawah manajer keuangan tetapi berada dibawah pengawasan manajer produksi. Namun demikian manajer keuangan masih mempunyai kepentingan terhadap besar kecilnya tingkat persediaan karena manajer keuangan mempunyai tanggung jawab untuk mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proftabilitas perusahaan secara keseluruhan. Di samping itu manajemen persediaan juga mempunyai pengaruh terhadap siklus perputaran kas.

Manajemen persediaan memfokuskan pada empat pertanyaan yang pokok yaitu :

a.    Berapa unit yang  harus dipesan atau diproduksi pada suatu waktu tertentu ?
b.    Pada jumlah berapa persediaan sudah harus dipesan atau diproduksi ?
c.    Jenis persediaan yang mana memerlukan perhatian khusus ?
d.    Dapatkah perubahan biaya persediaan dihedging ?

Biaya Persediaan

Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal. Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan. Biaya yang berkaitan dengan persediaan dikelompokkan menjadi :

a.    Biaya penyimpanan (carrying costs) yang terdiri dari: biaya modal atas dana yang terikat pada persediaan, biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, biaya asuransi, pajak atas persediaan, penyusutan atau keausan. Pada umumnya biaya ini berubah sejalan dengan perubahan jumlah persediaan rata-rata yang disimpan. Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai persediaan.
b.    Biaya pemesanan (ordering costs), yang terdiri dari : biaya pengiriman order, biaya pengiriman barang dan penanganannya. Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap kali pemesanan dilakukan.
c.    Biaya kehabisan persediaan (cost of running short), yang terdiri dari : kerugian penjualan, kehilangan goodwill pelanggan, biaya akibat kemacetan jadwal produksi.

Model Economic Ordering Quantity ( EOQ )

Persediaan penting bagi perusahaan, tetapi disadari bahwa profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah persediaan yang optimal. Salah satu pendekatan yang biasanya dipergunakan adalah model EOQ. 

EOQ adalah jumlah persediaan yang harus dipesan dengan biaya yang minimal. Secara matematik besar kecilnya EOQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :



 

                             2 x F x S
          EOQ =         ---------------                                                                        (5)
                             C x P


Keterangan :
EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomis
F       = Biaya pemesanan
S       = Jumlah penjualan dalam unit tiap tahun
C       = Biaya penyimpanan per tahun yang dinyatakan dalam
             prosentase dari nilai persediaan
     P       = Harga beli per unit persediaan 

Secara grafik model EOQ dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 5

Model EOQ

Biaya penyimpanan dan Pemesanan

  


                                                Total biaya persediaan

                                                          Total biaya penyimpanan

                                                         
                                                          Total biaya pemesanan

  0                     EOQ                                             Jumlah pesanan (unit)
         
Reorder Point ( Titik Pemesanan Kembali )

Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya disebut dengan reorder point (ROP). Reorder point dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

ROP = Lt  x Q   …………………………………………………  6)


Keterangan :
ROP       = Reorder point
Lt            = Lead time (hari, minggu atau bulan)
Q            = Pemakaian rata-rata (per hari , per minggu atau per bulan)

Model EOQ dapat dioperasionalkan dengan asumsi sebagai berikut :

a.    Jumlah penjualan atau kebutuhan persediaan dalam satu periode dapat diketahui dengan pasti.
b.    Biaya penyimpanan per unit per periode tetap
c.    Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan tetap
d.    Harga per satuan barang tetap berapapun jumlah yang dipesan
e.    Barang yang dipesan datang pada saat yang sama sekaligus
f.     Barang yang dibutuhkan harus selalu tersedia di pasar